Alamat : semarang
Deskripsi : Kata "warak" berasal dari bahasa arab, "wara’I” yang berarti suci. Dan ngendok dari bahasa Jawa yang berarti bertelur. Disimbolkan sebagai hasil pahala yang didapat seseorang setelah sebelumnya menjalani proses suci. Secara filosofis, warak ngendog dapat diartikan barangsiapa yang menjaga kesucian di bulan Ramadhan, akan menerima pahala di hari lebaran. Warak Ngendhog adalah mainan khas Kota Semarang yang muncul sekali dan hanya hadir di perayaan tradisi dugderan. Mainan ini berwujud makhluk rekaan yang merupakan gabungan beberapa binatang yang merupakan simbol persatuan dari berbagai golongan etnis di Semarang: Cina, Arab dan Jawa. Kepalanya menyerupai kepala naga (Cina), tubuhnya layaknya buraq (Arab), dan empat kakinya menyerupai kaki kambing (Jawa). Tidak jelas asal-usul Warak Ngendog. Binatang rekaan ini hanyalah mainan dalam bentuk patung atau boneka celengan yang terbuat dari gerabah. Siapa yang menginspirasi pembuatannya pun tak ada yang tahu. Yang pasti sejak dugderan digelar, sejumlah pedagang menggelar mainan ini. Dalam setiap penjualan, penjual menaruh telur ayam matang di bawahnya. Telur itu turut serta dijual bersama waraknya.
Deskripsi : Masih bertempat yang sama dengan Simponi Kota Lama, Festival Kota Lama Semarang bertajuk Pasar Malam Sentiling. Acara yang diharapkan bisa mengerakkan kawasan Kota lama ini terasa istimewa dengan hadirnya peserta dari dalam dan luar negeri. Event tersebut juga sebagai peringatan bersejarah Kota Lama. Berbagai tonggak kelahiran sejarah dan budaya penting di Kota Lama Semarang, salah satunya adalah “Semarang, Dutch East Indies – Koloniale Tentoonstelling 1914, yang merupakan salah satu dari 10 World Expo terbesar yang digelar di dunia dalam dekade 1910 – 1920. Event dalam festival itu antara lain grafik historis, yaitu informasi tentang nilai dan manfaat Semarang sebagai salah satu titik penting di dunia pada akhir abad 19 dan awal abad 20, pasar malam, berisi aneka kekhasan kebudayaan Semarang tempo doeloe; seperti kuliner, pakaian, kendaraan koeno, dan berbagai kesenian, dan Musik Tempo Doeloe dan Kini, antara lain oleh Nita Aartsen yang akan menyajikan kolaborasi jazz & kendang sunda, Grup musik yang ikut memeriahkan seperti Jazzngisorringin dan rekan, Gambang Semarang dan rekan, Keroncong Karimoeni dan rekan, Gamelan Supra dan rekan.
Alamat : Kota Lama Semarang
Detail Simponi Kota Lama
Deskripsi : Untuk menggugah kecintaan warga Kota Semarang akan wisata warisan budaya, Dinas Pariwisata dan Kebudayaan Kota Semarang mempersembahkan Simponi Kota Lama, simponi musik bertajuk Rockkota Lama. Bertempat di Titik Nol Kota Semarang (depan Kantor Pos Johar), yang masih satu kawasan dengan Kota Lama Semarang, Simponi Kota Lama dimeriahkan dengan Video Mapping Show, New Season Orchestra, Cabaret Dance dengan bintang tamu rock nasional seperti Ahmad Albar & Ian Antono dari grup God Bless.
Detail Ketoprak
Deskripsi : Seni pertunjukan ketoprak mirip dengan wayang orang. Hanya berbeda tokoh dan tema yang dimainkan. Kata ketoprak (bahasa Jawa: kethoprak) adalah sejenis seni pentas yang berasal dari Jawa. Dalam sebuah pentasan ketoprak, sandiwara yang diselingi dengan lagu-lagu Jawa, yang diiringi dengan gamelan disajikan. Tema cerita dalam sebuah pertunjukan ketoprak bermacam-macam. Biasanya diambil dari cerita legenda atau sejarah Jawa. Banyak pula diambil cerita dari luar negeri. Beberapa tahun terakhir ini, muncul sebuah genre baru, seperti Ketoprak Humor yang ditayangkan di stasiun televisi. Dalam pentasan jenis ini, banyak dimasukkan unsur humor. Secara berkala Pemerintah dan masyarakat Kota Semarang menggelar seni ini sebagai bagian dari konservasi seni budaya.
Alamat : Semarang
Detail Pandanaran Art Festival
Deskripsi : Bagi seluruh masyarakat Semarang, Pandanaran Art Festival merupakan ajang kegiatan yang mulai diperhitungkan dalam hal berekspresi bagi seniman maupun kesenian dan hiburan. Kegiatan seni budaya ini terbagi ke dalam empat zona yang terdiri dari zona art, zona dolanan, Zona Kuliner Serta Zona Jualan Yang Terdapat Sejumlah 100 Stan Yang Akan Berisi Ragam Kuliner, hasil kerajinan dan berbagai macam produk UKM. Dari kegiatan ini diharapkan masyarakat akan tahu bahwa terdapat campuran kebudayaan yang unik dan festival ini dapat menggugah seluruh khalayak untuk hadir menikmati aneka kuliner, kerajinan dan pertunjukan seni asal kota Semarang.
Alamat : Semarang
Detail Wayang Potehi
Deskripsi : Potehi berasal dari kata pou ? (kain), te ? (kantong) dan hi ? (wayang). Wayang potehi merupakan salah satu jenis wayang khas Tionghoa yang berasal dari Tiongkok bagian selatan. Kesenian ini dibawa oleh perantau etnis Tionghoa ke berbagai wilayah Nusantara pada masa lampau dan telah menjadi salah satu jenis kesenian tradisional Indonesia. Wayang Potehi adalah wayangboneka yang terbuat dari kain. Sang dalang akan memasukkan tangan mereka ke dalam kain tersebut dan memainkannya layaknya wayang jenis lain. Kesenian ini sudah berumur sekitar 3.000 tahun dan berasal dari Tiongkok. Di Semarang pertunjukan wayang ini dapat dijumpai di Pecinan, terutama pada saat pasar Semawis.
Alamat : Semarang
Detail Wayang Orang
Deskripsi : Wayang orang disebut juga dengan istilah wayang wong (bahasa Jawa) adalah wayang yang dimainkan dengan menggunakan orang sebagai tokoh dalam cerita wayang tersebut. Wayang orang diciptakan oleh Sultan Hamangkurat I pada tahun 1731. Sesuai dengan sebutannya, pertunjukan ini menampilkan manusia-manusia sebagai wayang tersebut. Mereka memakai pakaian sama seperti hiasan-hiasan yang dipakai pada wayang kulit. Supaya bentuk muka atau bangun muka mereka menyerupai wayang kulit (kalau dilihat dari samping), sering kali pemain wayang orang ini diubah/dihias mukanya dengan tambahan gambar atau lukisan. Pertunjukan wayang orang yang masih ada saat ini di kota Semarang, bertempat di Taman Budaya Raden Saleh Semarang.
Alamat : Semarang
Detail Wayang Kulit
Deskripsi : Kata ‘wayang’ mendapat penafsiran yang berbeda dari berbagai kalangan. Dalam bahasa Jawa wayang yang berarti bayangan, atau yang dalam bahasa Indonesia baku adalah bayang. Hipotesis bahwa wayang berasal dari kata ‘bayang’ ini terbukti bahwa para penonton dapat menyaksikan pertunjukan wayang dengan hanya melihat bayangan yang digerakkan oleh para dalang yang merangkap tugasnya sebagai narator. Dalang sendiri merupakan sebuah singkatan dari kata-kata ngudhal piwulang, dimana ngudhal berarti menyebar luaskan atau membuka dan piwulang berarti pendidikan atau ilmu. Hal ini menegaskan posisi dalang sebagai orang yang memiliki ilmu lebih dan membagikannya kepada para penonton pertunjukkan wayang. Dalam bahasa Cina ‘wayang’ berasal dari kata “Ma Hyang”, artinya berjalan menuju yang maha tinggi (disini bisa diartikan sebagai roh, Tuhan, ataupun Dewa). Pemerintah Kota Semarang mengagendakan rutin pertunjukan wayang kulit dengan menghadirkan para dalang lokal dan nasional. Pergelaran itu disebar dan digilir ke-16 kecamatan. Ada pula pergelaran wayang kulit Jumat Kliwon, dan sedekah bumi di beberapa kelurahan.
Alamat : Semarang
Detail Semarang Night Carnival
Deskripsi : Semarang Night Carnival biasa disingkat SNC adalah karnaval yang dikemas apik dan unik yang dilaksanakan oleh para remaja dengan pakaian yang mewah dilaksanakan pada malam hari dengan gemerlap lampu dan hiasan lampion. Pada tahun 2015 dilaksanakan pada tanggal 3 Mei dengan rute Kawasan Kota Lama hingga Balaikota, Jalan Pemuda Semarang. Tema ‘Semarak Semarang’ menjadi rangkuman lima etnis defile pawai sesuai etnis budaya yang ada di Semarang. Kelima etnis defile tersebut adalah Jawa, Melayu, Cina, Timur Tengah, dan Belanda. Meski berbeda etnis namun setiap kostum yang ditampilkan diwajibkan memiliki unsur Semarang, seperti kain batik Semarang, serta wajib menggunakan bahanbahan atau properti ramah lingkungan yang terbuat dari bambu. Defile diawali dengan atraksi drumband yang memukau dan barongsai yang terpadu secara kompak juga sebuah tarian dari salah satu peserta defile etnis Jawa yang sangat menghibur. Selanjutnya satu per satu peserta defile etnis pertama, yakni Jawa, muncul. Setiap kelompok etnis menampilkan tarian di hadapan penonton sebelum melakukan defile menuju balaikota. Ciri khas masing-masing kelompok sangat terlihat mulai dari kostum hingga musik yang mengiringinya, seperti defile etnis Belanda yang memainkan lagu Geef Mij Maar Nasi Goreng. Defile etnis Belanda juga memiliki keunikan dengan mayoritas peserta yang menggunakan payung sebagai bagian dari kostum mereka.
Alamat : Semarang
Detail Warak Ngendhog
Deskripsi : Kata "warak" berasal dari bahasa arab, "wara’I” yang berarti suci. Dan ngendok dari bahasa Jawa yang berarti bertelur. Disimbolkan sebagai hasil pahala yang didapat seseorang setelah sebelumnya menjalani proses suci. Secara filosofis, warak ngendog dapat diartikan barangsiapa yang menjaga kesucian di bulan Ramadhan, akan menerima pahala di hari lebaran. Warak Ngendhog adalah mainan khas Kota Semarang yang muncul sekali dan hanya hadir di perayaan tradisi dugderan. Mainan ini berwujud makhluk rekaan yang merupakan gabungan beberapa binatang yang merupakan simbol persatuan dari berbagai golongan etnis di Semarang: Cina, Arab dan Jawa. Kepalanya menyerupai kepala naga (Cina), tubuhnya layaknya buraq (Arab), dan empat kakinya menyerupai kaki kambing (Jawa). Tidak jelas asal-usul Warak Ngendog. Binatang rekaan ini hanyalah mainan dalam bentuk patung atau boneka celengan yang terbuat dari gerabah. Siapa yang menginspirasi pembuatannya pun tak ada yang tahu. Yang pasti sejak dugderan digelar, sejumlah pedagang menggelar mainan ini. Dalam setiap penjualan, penjual menaruh telur ayam matang di bawahnya. Telur itu turut serta dijual bersama waraknya.
Alamat : semarang
Detail Dugderan
Deskripsi : Kata Dugderan berasal dari kata ‘dug’ sebuah bunyi dari bedug, dan ‘der’ dari bunyi petasan (kecil) atau bunyi meriam (besar) dan ‘an’ penanda kata benda dalam tata bahasa Jawa. Dugderan adalah sebuah upacara yang menandai awal bulan ramadhan, masyarakat Semarang memiliki tradisi unik dugderan. Tradisi pasar malam ini semula adalah arak-arakan bedug yang dikawal prajurit Kadipaten Semarang tempo dulu dan menjelang diumumkannya keputusan tentang awal bulan puasa. Tradisi ini telah dimulai sejak tahun 1881 pada masa pemerintahan Bupati Semarang, Purbaningkrat. Ritual tahunan berlangsung turun temurun di Masjid Besar Kauman, kawasan Pasar Johar, Semarang ini diawali dengan arak-arakan tetabuhan bedug dikawal prajurit Kadipaten Semarang tempo dulu. Sekarang pun tetap dipertahankan keberadaannya dengan kondisi yang berbeda.